(Pa)Ngudo Roso - Emi Suy - Jagat Sastra Milenia

JSM News

(Pa)Ngudo Roso - Emi Suy

(Pa)Ngudo Roso - Emi Suy

(Pa)Ngudo Roso

Emi Suy



SAYA menulis esai ini setelah membaca catatan Riri Satria di facebook perihal kompetensi dan pencapaian dalam karier. Di mana saya kemudian ingat istilah (pa)ngudo roso yang kerap saya dengar sejak kecil.

Kita sepakat kalau dalam berkarier dibutuhkan doa khusuk dan usaha yang kuat. Keduanya diperlukan untuk menaikkan kompetensi dan standar diri sebagai validasi dalam berkompetisi. Sehingga kita tidak mudah menyerah sebelum sampai pada titik pencapaian yang selama ini dicita-citakan.

Selain itu, kita juga harus bersinergi dengan semesta. Apabila kita ramah pada alam dan lingkungan, maka ia pun akan ramah pada kita dan membantu mewujudkan apa yang kita inginkan dalam hidup.

Inilah (pa)ngudo roso, berasal dari bahasa Jawa yang lebih bermakna substantif, yaitu upaya untuk mawas diri atau auto-kritik terhadap perilaku kita sebagai manusia, baik hubungannya dengan sesama, dengan alam, dengan mahluk lain, atau dengan Tuhan.

Kemudian, yang tidak kalah penting adalah kebahagiaan diri atau membahagiakan diri sendiri. Mengapa demikian? Membahagiakan diri adalah investasi berharga untuk kehidupan agar kita selesai dengan diri sendiri. Ketika berada di situasi apapun, kita tak perlu membandingkan-bandingkan diri dengan yang lain atau bahkan nyinyir terhadap pencapaian orang lain.

Banyak orang melihat ketika kita sudah berdiri gagah di puncak. Namun mereka tidak pernah tahu, berapa banyak duri dan kerikil yang telah kita injak. Mereka tidak melihat bagaimana kita berkali jatuh dan berjuang untuk bangkit kembali.

Ada juga yang justru terinspirasi -terdorong termotivasi- dengan pencapaian orang lain. Ada pula yang membanding-bandingkan lantas mencemooh kesuksesan orang lain termasuk SIDC (sirik, iri, dengki, cemburu) ketika melihat orang lain bahagia dan sukses. Atau ada yang memiliki mindset dan berparadigma mem-branding dirinya dengan pencapaiannya. Namun sayangnya diimbangi dengan menjelekkan atau merendahkan jalan hidup orang lain.

Aku, kau, dan orang-orang menyimpan misteri dalam kepala, menjelma pasar yang gaduh dan jam besar yang tak mampu diraba, dilihat, dicium. Namun semua percaya bahwa kehidupan adalah jam besar dengan jarum menunjuk angka, berganti peristiwa dari detik ke detik ke menit ke jam, hari tahun dan waktu pulalah yang nanti mengakhiri segalanya.

Waktu tak pernah ada ruang tunggu, waktu terus melesat, terus berputar dan berganti. Ilmu pengetahuan terus tumbuh mengikuti perkembangan zaman dengan hasil riset dan penemuan-penemuan baru. Dalam menjalani kehidupan ini kita tak boleh berhenti belajar. Karena sejatinya kita adalah pe(mbe)lajar, mahasiswa di universitas paling luas bernama kehidupan.

Kita terus belajar dan tumbuh, dan dengan belajar kita akan menjadi tahu akan suatu hal sehingga kualitas diri dapat meningkat. Bagi yang bukan mahasiswa di sebuah universitas, kita bisa belajar di mana saja, kapan saja dan siapa pun bisa jadi guru kita, artinya belajar tak hanya dilakukan di bangku sekolah. Namun bisa melalui pergaulan. Apalagi jika teman kita dosen atau ilmuwan pasti kecipratan ilmunya.

Ketika bergaul dengan lingkungan sekitar betapa pentingnya belajar untuk upgrade diri sendiri dengan meng-update pengetahuan, agar hidup kita tidak berhenti atau jalan di tempat dan terkesan monoton. Jika kita terus mengisi hari-hari dengan kegiatan yang bisa meng-upgrade diri, maka kita akan menjadi orang yang produktif dan berkreativitas tinggi.

Kita merasakan waktu tidak akan terbuang sia-sia dan tidak akan merasakan hidup yang tak berguna. Untuk menambah wawasan kita bisa melakukan kegiatan seperti membaca buku ataupun berselancar di internet untuk menemukan hal-hal baru yang bermanfaat.

Hidup terasa lebih menarik dan menyenangkan. Dengan selalu melakukan usaha untuk upgrade diri maka kita akan memiliki wawasan baru. Ilmu pengetahuan baru yang kita terima kita serap setiap harinya akan membuat hari-hari kita terasa lebih hidup. Dengan begitu, kita tidak akan merasa bosan dengan kehidupan yang kita jalani. Kita akan merasakan hidup jauh lebih menarik dan menyenangkan terasa lebih menyala.

Dengan wawasan baru yang kita miliki, maka kita dapat memandang sesuatu dengan sudut lain yang lebih luas. Kita tidak lagi merasa insecure ketika dihadapkan dengan suatu masalah. Kita juga tidak akan mudah terkonfrontasi. Kita akan paham betul bahwa masing-masing orang memiliki pandangan dan cara masing-masing dalam menjalani kehidupan.

Orang yang selalu meng-upgrade diri, akan bersikap bijaksana dan lebih dewasa. Hal ini dikarenakan orang tersebut telah terbiasa mengelola emosi karena ia telah banyak menyerap berbagai pengetahuan soal itu. Ia akan berusaha menjauhi sifat kekanak-kanakkan yang tidak berfaedah. Dengan kata lain, orang yang selalu upgrade diri akan terlihat lebih bijaksana dan berkelas

Orang yang selalu upgrade diri, juga akan lebih bisa menghormati orang lain. Ia tidak akan menyepelekan orang lain dalam hal apapun. Sikap ini akan membuat orang lain juga hormat dan kagum terhadap KITA.

 

Januari 2023

 

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact