Menyimak Perjalanan Sang Polymath - Emi Suy - Jagat Sastra Milenia

JSM News

Menyimak Perjalanan Sang Polymath - Emi Suy

Menyimak Perjalanan Sang Polymath - Emi Suy

Menyimak Perjalanan Sang Polymath

Catatan untuk Novel-Biografi “Satria” menyambut Ulang Tahun Riri Satria ke-50 (setengah abad) tahun 2020

Emi Suy 



SESUNGGUHNYA banyak cara untuk mengabadikan sebuah momen puitik dalam hidup ini. Jika seorang penyair bisa ia kekalkan jejak-jejak proses kreatifnya dalam sajak-sajaknya. Jika ia seorang cerpenis, bisa jadi segala pengalaman yang ia dapat dari usahanya untuk mencapai harapan yang ia tuju, akan jadi sebuah cerita yang sangat menakjubkan dan menjadi kenangan puitik yang bisa dibaca dan mengispirasi banyak orang.

Sebuah novel yang ditulis oleh penulis Dilla Bondan yang juga seorang psikolog ini menceritakan kisah inspiratif yang diangkat dari kisah nyata. Perjalanan seorang Satria atau yang dikenal dengan nama Riri Satria dari berbagai kisah diramu dalam bahasa yang ringan dan mudah dicerna. Ya, ini adalah kisah perjalanan Sang Polymath, yaitu seseorang yang pengetahuannya tidak terbatas hanya pada satu bidang. Seorang polymath atau polimatik juga dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki wawasan sangat luas seperti halnya kebanyakan ilmuwan kuno seperti Leonardo da Vinci.

Namun tak mungkinlah orang sukses tanpa melawati jalan proses yang berdarah-darah dan juga bahkan ada sedikit putus asa yang ia jadikan sebuah pelajaran untuk mendapatkan hasil mengejutkan sebuah titik capaian. Ternyata seorang Riri Satria yang kita lihat dari luar sebagai sosok yang sukses dalam berbagai hal, juga mengalami perjuangan yang tidak kalah dahsyat dan rumit. Ada kisah jatuh bangun, sempat ada rasa putus asa, bagaimana akhirnya bangkit dan mengambil hikmah dari berbagai kejadian, sampai dengan belajar dari berbagai tokoh seperti Bung Karno, Bung Hatta, Pak Habibie, WS Rendra, serta Papinya sendiri yang lulusan S2 dan S2 dari Amerika Serikat tahun 1960-an sebagai salah satu role model dalam kehidupannya.

Alangkah bahagia dan sempurnanya jika segala keringat usaha, jerih payah, perjuangan yang sejak lalu yang telah memakan banyak tenaga itu kita kenang dalam sebuah tulisan, seperti apa yang telah Satria lakukan ini melalui tangan Dilla Bondan.

Saya dan kalian patut meniru langkah-langkah Satria ini, karena momen puitik dari proses mengabulkan cita-cita itu tak dapat berulang dua kali. Ia serupa kenangan masa kecil yang tak mampu kita mengulanginya kembali, sampai kapan pun itu. Namun Satria telah melaksanakan tugas-tugas akhirnya setelah ia sukses meraih apa yang sudah diharapkannya itu, ia mengabadikannya dengan cara menulis novel biografi sebuah kisah perjalanan dan pengalaman di masa lalunya hingga capaian yang luar biasa.

Jejak-jejak Satria telah menjadi abadi dalam buku tersebut atau bahkan dalam pikiran banyak pembaca. Tapi bukunya tidak sekadar cerita belaka, karena di dalamnya terdapati sekeping demi sekeping perjuangan yang sepatutnya kita harus mempelajarinya sebagai bahan untuk kita sendiri yang masih tertatih-tatih mengejar harapan yang belum tercapai.

Terakhir, untuk mengapresiasi buku Satria ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa betapa akan bermanfaatnya bagi orang banyak jika sebuah pengalaman kita bagikan untuk orang lain entah dalam bentuk cerita atau pun novel, agar jejak hidup kita abadi dalam buku menjadi jejak kenangan yang bisa dibaca tak hanya oleh khalayak namun anak – cucu - cicit kelak. Fakta lain adalah bahwa selain seorang polimatik seperti Satria juga seorang biasa seperti kita pada umumnya. Dia bukan individu yang dikultuskan.

Buku ini juga menjelaskan kaitan dunia sains, teknologi, ekonomi, bisnis, matematika yang digelutinya sehari-hari dengan puisi. Satria menjelaskan bahwa puisi adalah salah satu cara ia untuk menyeimbangkan diri dengan sisi lain kehidupannya yang sarat rasionalitas terukur, angka-angka, rumus-rumus, analisis, prediksi, dan sebagainya. Puisi membawanya untuk menyadari banyak fakta-fakta tak terlihat kasat mata, suara-suara tak terdengar, melakukan dialog batin dengan diri sendiri, serta membiarkan imajinasi berkelana ke mana saja, dan tentu saja mencoba untuk memahami Semesta dengan lebih baik.

Satria mengatakan bahwa ia sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh Mary Ridgley dalam bukunya 'Science and Poetry': likewise science, poetry is also how to discover and understand the universe. Puisi itu memang produk dari proses kreatif, mengandalkan imajinasi, namun bukan semata khayalan yang asal-asalan. Puisi adalah produk intelektual. Makanya, dalam beberapa hal, puisi itu memerlukan data, studi literatur, bahkan kalau perlu lakukan observasi lapangan. Itulah puisi dalam hidup seorang Satria yang juga puitis.

Sekali lagi selamat atas buku novel biografinya dan terima kasih banyak saya berkesempatan membaca kisah inspiratif ini. Semoga sehat selalu dan sukses senantiasa.

Betapa akan bermanfaatnya bagi orang banyak jika sebuah pengalaman kita bagikan untuk orang lain entah dalam bentuk cerita atau pun novel, agar jejak hidup kita abadi dalam buku menjadi jejak kenangan yang bisa dibaca tak hanya oleh khalayak, tetapi anak – cucu - cicit KELAK!

Juli, 2020

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact