Puisi-Puisi Rissa Churria
RINDU DI BATAS PULAU SANTAN
ini hari ke seribu satu
aku menyatu pada biru
gelombang rindu
dan takdir belenggu
yang semakin abu-abu
mungkin harus menarik
kotak waktu yang berseteru
dari segala ratap dan gundah
hingga tunas mimpi yang terbelah
kenangan yang kita seduh
dalam cangkir pertemuan
mengaduk bila-bila
di dalam tanya
menyerbuk
ingin
lalu redam
dan kita teguk perlahan
nektar di cangkang kenang
di atas mimpi pasir pulau santan
di peluk gulungan ombak gejolak
lantak oleh hasrat yang saling bertolak
cukuplah semua terkubur
di antara santan dan bakau
yang kita tulis tanpa suara
di batas laut pulau jawa
bekasi, 27.11.2020
ANGIN SIDRAH KAWAH MERAPI
di antara pohon sidrah
tiada batas antara labirin
dan keinginan bersama
kita masih berbincang
soal kawah dan api
malam menghabisi
suara riuh yang keruh
di atas keinginan putih
di antara mitos-mitos
dan leleh kaldera merapi
kita bersembunyi dari gigil sunyi
begitu kita menuntaskan waktu
tanpa ritual khuldi
yang terdengar hanya suara
gemerincing pelana
dan tapak kaki kuda
wajah kita saling menatap
telapak tangan bermuka-muka
jemari berpeluk erat
menghalau amuk dan gejolak
ada gigil tanya di dada
rampak kereta kencana
di bawah cahaya bulan
itukah dunia kita yang berbeda
aku ingin tetap di sini
menatap keindahan gelap
meski harus menanggalkan
semua ingatan tentang dunia
mengubur seluruh rasa tiada ada
malam berkhalwat
di tengah rintihan salawat
menutup segala derit luka
yang menebal hingga lupa
bagaimana mengenalinya
di bibir sunyi tanpa suara
angin sidrah kawah ijen
merapi yang mengenali dirinya sendiri
tak ingkar pada segala peristiwa alam
dan seluruh mitos magis yang tertanam
di sana kita mengi'tibarkan segala peristiwa
dalam kecupan yang lekat di dada
bekasi, 09.09.2020
SAHADAT BUMI
pergilah sejauh mata kaki
pergi hingga matahari bersembunyi
kegelapan meratapi takdirnya sunyi
murung berselimut mendung pagi hari
tak ada yang menafikan segala gerik gerak
adanya adaku adakau ada dalam tiada
meski kekang tali mengikat erat
seribu langkah hampir sekarat
kupanggil kau kembali
kidung jiwa tenang
mantra pengurung
niat ingsun nyancang jiwo
rogo sukmo ati lan fikirane fulan
bismillah timur kehidupan meletik cahya
bismillah arah barat tempat berpulang gelap
bismillah utara jalannya angin menggiring sepakat
bismillah selatan mata angin pejalan cinta
mari kurangkul pulang
jangan pijakkan kaki di bumi keliru
menanam jagung di huma milik kita
tan ginggang sak rekma welas asih
datanglah berpeluk mesra
seperti kamaratih kamajaya
bekasi, 12.12.2020
RISSA CHURRIA yang sering dipanggil Ummi Rissa oleh para sahabatnya adalah perempuan penyair yang saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat. Rissa adalah salah seorang pendiri komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) dan aktif menjadi pengurus sampai sekarang, di samping komunitas Istana Puisi.
Karya puisinya sudah diterbitkan dalam empat buku kumpulan puisi tunggal, yaitu: Harum Haramain (2016), Perempuan Wetan (2017), Blakasuta Liku Luka Perang Saudara (2019), Matahari Senja di Bumi Osing (2020), dan Bisikan Tanah Penari (2021). Puisi Rissa juga dimuat di berbagai media cetak, antara lain Jawa Pos, Radar Banyuwangi, Radar Bekasi, serta Pemuisi Malaysia.
Selain itu puisinya juga sudah dimuat di lebih 90 kumpulan puisi bersama, antara lain: “Indonesia Dalam Titik 13” (2013), “Ziarah Batin” (2014), “Wakil Rakyat” (2015), “Memandang Bekasi” (2015), “Ambarawa Seribu Wajah” (2016), “Sastra Lembah Ijen” (2017), “Teksi: Kumpulan Antologi Cerpen Seram dan Thriller, Penulis Malaysia, Singapura dan Indonesia” (2018), “Jazirah, Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 1” (2018), “Doa Seribu Bulan, Antologi Puisi ASEAN” (2018), “Dari Negeri Poci, Negeri Bahari” (2019), “Segara Sakti Rantau Bertuah, Festival Internasional Gunung Bintan” (2019), “Cincin Api” (2019), “Di Kaki Gunung Bintan, Festival Sastra Internasional Gunung Bintan” (2019), “Splash The Unrimitting Drizzel, 22 Penulis dari India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia” (2019), Kembara Padang Lamun, Jazirah 4 Festival Sastra Internasional Gunung Bintan” (2020), Angin, Ombak, dan Gemuruh Rindu, Jazirah 5 Festival Sastra Internasional Gunung Bintan” (2020), “Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival” (2020), Jazirah 7 dan 8 pada Festival Sastra Internasional Gunung Bintan” (2021), “Dari Negeri Poci, Khatulistiwa” (2021), “Antologi Mengenang Bung Hatta” (2021), serta “Perempuan Lautan” (2021).
Rissa aktif mengikuti berbagai festival sastra dan tampil membaca puisi, antara lain, Women of Words Poetry Slam Ubud Writers and Readers Festival (2017 dan 2019), Pertemuan Penyair Nusantara di Singapura (2017), Pertemuan Penyair dan Akademisi di Universitas Sultan Azlan Syah Negeri Perak (2017), Penyair Nusantara di Malaysia (2018), serta Pertemuan Penyair Ziarah Karyawan Nusantara di Jandabaik, Malaysia (2019).
Nama Rissa Churria terdapat dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia yang diterbitkan oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia (2017).