Puisi-puisi Nunung Noor El Niel
BUS KOTA
ada yang menjauh
tapi bukan jarak
ada yang mendekat
tapi bukan waktu
kita pun mengukur
setiap bilangan
tanpa logika
dan menyebutnya
: perjalanan
(denpasar, 23 maret 21)
ANGIN
jika kutahu pikiranku sama denganmu
tentang hujan
mungkin kau tak perlu kecewa
karena aku pun kuyup karenanya
ketika kau menyusun bayanganku
pada puzzle itu, kau selalu terlambat
hingga waktu meruntuhkannya
tanpa arsiran apalagi garis
untuk memperjelas langkah kita
jika kerinduanmu tak lagi berdenyut
dan mengalir pada pembuluh nadimu
mungkin seluruh darahku telah menjadi putih
maka jangan salahkan aku
jika aku hanya embusan sesaat
pada setiap helaan napasmu
sebab aku hanya angin
(denpasar, 13 januari 2021)
HIDUP
tangan, kaki, mata, telinga ini
adalah hidupmu
makanlah dan tidurlah
agar mimpimu kenyang
mari kita mabuk
dan berselingkuh
malam ini
itu lebih baik dari
mati
(denpasar, 8 desember 2020)
TENTANG
NUNUNG NOOR EL NIEL terlahir dengan nama Noor El Niel adalah perempuan penyair Indonesia yang saat ini tinggal di Denpasar, Bali. Nunung lahir di Jakarta tanggal 26 September 1961 dan menghabiskan masa kecilnya di kota Surakarta, Jawa Tengah, kemudian pindah kemudian ke Bogor hingga tamat SMA.
Nunung adalah salah seorang pendiri komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) dan saat ini aktif sebagai pengurus komunitas, serta juga aktif di komunitas Jatijagat Kampung Puisi (JKP) di Denpasar, Bali.
Karya puisinya sudah diterbitkan dalam lima buku kumpulan puisi tunggal, yaitu Solitude (2012), Perempuan Gerhana (2013), Kisas (2014), Perempuan dan Tujuh Musim (2016), serta Betinanya Perempuan (2019).
Di samping itu puisinya juga dimuat dalam berbagai buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya, antara lain Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Puisi Menolak Korupsi (2016), Puisi Penyair Kopi Dunia (2016), Menginyah Geram: Puputan Melawan Korupsi (2017), The First Drop of Rain: Antologi Puisi Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2017 (2017), Buku Sketsa Wajah Ibu: Antologi ASEAN Woman Writers Assosiation 2017 (2017), Epitaf Kota Hujan: Antologi Puisi Temu Penyair ASEAN di Padangpanjang (2018), When the Days Were Raining: Antologi Puisi Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019 (2019), serta Perempuan Bahari (2020).
Puisi Nunung juga pernah dimuat di berbagai media, antara lain Indopos, Jawa Pos, Pikiran Rakyat, Analisa Medan, Bali Pos, Denpasar Pos, serta Solo Pos.
Nunung juga pernah menjadi Peserta Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia ke Munsi (2018) dan profilnya terdapat pada Buku Apa dan Siapa Sastrawan Indonesia yang diterbitkan oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2018.