Jagat Sastra Milenia dan Indonesia Hidden Heritage Creative Hub Menjalin Kerja Sama di Bidang Sastra dan Sejarah - Jagat Sastra Milenia

JSM News

Jagat Sastra Milenia dan Indonesia Hidden Heritage Creative Hub Menjalin Kerja Sama di Bidang Sastra dan Sejarah

Jagat Sastra Milenia dan Indonesia Hidden Heritage Creative Hub Menjalin Kerja Sama di Bidang Sastra dan Sejarah

Jagat Sastra Milenia dan Indonesia Hidden Heritage Creative Hub Menjalin Kerja Sama di Bidang Sastra dan Sejarah  



Mengawali tahun 2023, Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) membuat kesepahaman dengan Indonesia Hidden Heritage Creative Hub (IHHCH) untuk membangun sinergi bersama ke depannya. JSM adalah sebuah komunitas yang memiliki visi menjadi rumah belajar dan berkarya bersama dalam upaya memajukan kesusastraan Indonesia. Sementara itu IHHCH memiliki visi mendorong Indonesia memanfaatkan kekayaan sejarah dan budayanya sebagai produk pariwisata global. JSM diwakili oleh Riri Satria selaku Ketua Komunitas didampingi pengutus JSM lainnya yaitu Emi Suy. Sementara itu IHHCH diwakili oleh Nofa Farida Lestari Wazir (Executive Director) didampingi oleh pengurus IHHCH lainnya yaitu Wulan Suheri, bertempat di Café Batavia, Kota Tua, Jakarta.

 

“Mungkin banyak yang bertanya, mengapa JSM yang selalu berorientasi masa depan membangun sinergi dengan IHHCH yang memfokuskan diri di bidang sejarah? Jawabannya adalah karena masa depan, apalagi era digital saat ini, dibangun harus menyeimbangkan antara high tech atau teknologi tinggi dan high touch atau sentuhan manusiawi yang tinggi. Saya sangat sependapat dengan John Naisbitt yang menulis buku bertajuk High Touch and High Tech”, demikian Riri Satria, Ketua Komunitas JSM menjelaskan. “JSM memang ingin membawa sastra menjadi lebih membahas dan mengawal peradaban di era digital. Namun jangan lupa, kita juga membutuhkan sejarah untuk dijadikan lessons learned demi membangun masa depan yang lebih baik. Itulah mengapa sinergi JSM dengan IHHCH ini menjadi penting.”

 

Sementara itu Nofa Farida Lestari Wazir, Executive Director IHHCH mengatakan, “Sastra juga merupakan sebuah media yang dahsyat untuk menyampaikan pesan-pesan pelajaran dari sejarah masa lalu untuk diambil manfaatnya membangun masa depan yang lebih baik. Sejarah dan sastra bisa bersinergi untuk membangun creative economy yang mendatangkan banyak manfaat. IHHCH memfokuskan diri kepada sejarah dan menjadikannya sebagai produk periwisata dan creative economy lainnya. Itulah sebabnya IHHCH menganggap sinergi dengan JSM ini adalah sebuah langkah strategis ke depannya.”.

 

Nofa juga menjelaskan bahwa sebagai contoh acara Book Talk and Meet the Author yang diselenggarakan oleh JSM dan IHHCH pada akhir tahun 2022 yang lalu, dengan menghadirkan Alijullah Hasan Jusuf yang membuat geger nasional bahkan internasional tahun 1967 dengan menjadi penumpang gelap pesawat terbang ke Eropa. Kisah ini dituliskan dalam buku novel-autobiografi, dan ternyata juga menceritakan sejarah masa lalu kota Jakarta. Misalnya bagaimana suasana Bandara Kemayoran tahun 1967, jalan-jalan di kota Jakarta saat itu, dan sebagainya. Jadi selain novel-autobiografi, buku tersebut juga sangat menarik sebagai catatan sejarah.

 

Wulan Suheri, pengurus IHHCH yang mendampingi Nofa menjelaskan, “IHHCH sudah menyusun program kerja setahun untun 2023 di mana setiap bulan ada acara IHHC di Jakarta dan Palembang. JSM akan terlibat dalam beberapa acara tersebut, yang berkaitan dengan sastra serta kepenulisan secara umum. Misalnya dalam. Waktu dekat tanggal 28 Januari 2023, IHHCH mengadakan acara Community Gathering: Sharing and Growing di Museum Bahari Jakarta, dan Komunitas JSM ikut serta dalam acara tersebut”

 

Sementara itu penyair Emi Suy yang hadir sebagai pengurus Komunitas JSM mendapingi Riri Satria mengatakan, “Pada tahun 2023 ini, Komunitas JSM memiliki rencana melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain JSM Literary Festival 2023 serta penerbitan buku antologi sastra. IHHCH akan ikut serta dalam kegiatan tersebut, karena JSM memandang sejarah itu penting karena merupakan jati diri untuk membangun masa depan yang lebih baik.”

 


“Sastra dan Sejarah penting untuk mengawal peradaban di era digital”, demikian Riri, Nofa, Emi dan Wulan menutup pembicaraan.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact