Sembilan Puisi Cinta Chairil Anwar yang Asyik Dibacakan - Jagat Sastra Milenia

JSM News

Sembilan Puisi Cinta Chairil Anwar yang Asyik Dibacakan

Sembilan Puisi Cinta Chairil Anwar yang Asyik Dibacakan

Apakah puisi cinta Chairil Anwar hanya ada sembilan judul? Tidak. Lebih dari itu. Namun puisi cinta Chairil yang asyik dibacakan -misalnya untuk teks lomba baca puisi - ada sembilan menurut versi JSM. Artinya, pihak lain mungkin punya versi yang berbeda.


Versi inilah yang pernah dipakai sebagai teks naskah lomba Baca Puisi Cinta Chairil Anwar yang diadakan komunitas Jagat Sastra Melenia (JSM)  dalam rangka momentum Seabad Chairil Anwar di Aula PDS H.B. Jassin, 23 Juli 2022. 



1/

Chairil Anwar

TAK SEPADAN


Aku kira:

Beginilah nanti jadinya

Kau kawin, beranak dan berbahagia

Sedang aku mengembara serupa Ahasveros


Dikutuk-sumpahi Eros

Aku merangkaki dinding buta

Tak satu juga pintu terbuka


Jadi baik juga kita padami

Unggunan api ini

Karena kau tidak ‘kan apa-apa

Aku terpanggang tinggal rangka


Februari 1943


Sumber: 

Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar, Koleksi Sajak 1942-1949, (Editor: Pamusuk Eneste), Cetakan Pertama Versi HC, Jakarta: Gramedia, 2011 (Halaman 10)

Verified: 

Direktori Karya Chairil Anwar di Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45, H.B. Jassin, Cetakan Pertama, Jakarta: Gunung Agung, 1985

2/

Chairil Anwar

SIA-SIA


Penghabisan kali itu kau datang

Membawaku kembang berkarang

Mawar merah dan melati putih

Darah dan Suci

Kau tebarkan depanku

Serta pandang yang memastikan: untukmu.


Lalu kita sama termangu

Saling bertanya: apakah ini?

Cinta? Kita berdua tak mengerti


Sehari kita bersama. Tak hampir-menghampiri


Ah! Hatiku yang tak mau memberi

Mampus kau dikoyak-koyak sepi.


Februari 1943


Sumber: 

Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar, Koleksi Sajak 1942-1949, (Editor: Pamusuk Eneste), Cetakan Pertama Versi HC, Jakarta: Gramedia, 2011 (Halaman 12, versi Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus)

Verified: 

Direktori Karya Chairil Anwar di Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45, H.B. Jassin, Cetakan Pertama, Jakarta: Gunung Agung, 1985

3/

Chairil Anwar

SAJAK PUTIH

buat tunanganku Mirat


bersandar pada tari warna pelangi

kau depanku bertudung sutra senja

di hitam matamu kembang mawar dan melati

harum rambutmu mengalun bergelut senda


sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

meriak muka air kolam jiwa

dan dalam dadaku memerdu lagu

menarik menari seluruh aku


hidup dari hidupku, pintu terbuka

selama matamu bagiku menengadah

selama kau darah mengalir dari luka

antara kita Mati datang tidak membelah...


Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,

dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini! 

Kucuplah aku terus, kucuplah 

dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku...


18 Januari 1944


Sumber: 

Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar, Koleksi Sajak 1942-1949, (Editor: Pamusuk Eneste), Cetakan Pertama Versi HC, Jakarta: Gramedia, 2011 (Halaman 50, versi Surat-surat 1943-1983, HB. Jassin)

Verified: 

Direktori Karya Chairil Anwar di Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45, H.B. Jassin, Cetakan Pertama, Jakarta: Gunung Agung, 1985


4/

Chairil Anwar

CINTAKU JAUH DI PULAU


Cintaku jauh di pulau,

gadis manis, sekarang iseng sendiri.


Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar

angin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak ‘kan sampai padanya.


Di air yang tenang, di angin mendayu,

di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”


Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! 

Perahu yang bersama ‘kan merapuh! 

Mengapa Ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!


Manisku jauh di pulau,

kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.


1946


Sumber: 

Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar, Koleksi Sajak 1942-1949, (Editor: Pamusuk Eneste), Cetakan Pertama Versi HC, Jakarta: Gramedia, 2011 (Halaman 72)

Verified: 

Direktori Karya Chairil Anwar di Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45, H.B. Jassin, Cetakan Pertama, Jakarta: Gunung Agung, 1985


5/

Chairil Anwar

DOA

kepada pemeluk teguh


Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut namaMu


Biar susah sungguh

mengingat Kau penuh seluruh


cayaMu panas suci

tinggal kerdip lilin di kelam sunyi


Tuhanku


aku hilang bentuk 

remuk


Tuhanku


aku mengembara di negeri asing


Tuhanku

di pintuMu aku mengetuk 

aku tidak bisa berpaling


13 November 1943


Sumber: 

Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar, Koleksi Sajak 1942-1949, (Editor: Pamusuk Eneste), Cetakan Pertama Versi HC, Jakarta: Gramedia, 2011 (Halaman 45)

Verified: 

Direktori Karya Chairil Anwar di Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45, H.B. Jassin, Cetakan Pertama, Jakarta: Gunung Agung, 1985


6/

Chairil Anwar

DARI DIA

buat K.


Jangan salahkan aku, kau kudekap

bukan karena setia, lalu pergi gemerencing ketawa!

Sebab perempuan susah mengatasi

keterharuan penghidupan yang ‘kan dibawakan

padanya...


Sebut namaku! ‘ku datang kembali ke kamar

Yang kautandai lampu merah, kaktus di jendela,

Tidak tahu buat berapa lama, tapi pasti di senja samar

Rambutku ikal menyinar, kau senapsu dulu kuhela


Sementara biarkan ‘ku hidup yang sudah

dijalinkan dalam rahsia...


Cirebon 1946


Sumber: 

Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar, Koleksi Sajak 1942-1949, (Editor: Pamusuk Eneste), Cetakan Pertama Versi HC, Jakarta: Gramedia, 2011 (Halaman 75)

Verified: 

Direktori Karya Chairil Anwar di Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45, H.B. Jassin, Cetakan Pertama, Jakarta: Gunung Agung, 1985



7/

Chairil Anwar

PENERIMAAN


Kalau kau mau kuterima kau kembali

Dengan sepenuh hati


Aku masih tetap sendiri


Kutahu kau bukan yang dulu lagi

Bak kembang sari sudah terbagi


Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani


Kalau kau mau kuterima kau kembali

Untukku sendiri tapi


Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.


Maret 1943


Sumber: 

Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar, Koleksi Sajak 1942-1949, (Editor: Pamusuk Eneste), Cetakan Pertama Versi HC, Jakarta: Gramedia, 2011 (Halaman 23)

Verified: 

Direktori Karya Chairil Anwar di Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45, H.B. Jassin, Cetakan Pertama, Jakarta: Gunung Agung, 1985


8/

Chairil Anwar

KABAR DARI LAUT


Aku memang benar tolol ketika itu,

mau pula membikin hubungan dengan kau;

lupa kelasi tiba-tiba bisa sendiri di laut pilu,

berujuk kembali dengan tujuan biru.


Di tubuhku ada luka sekarang,

bertambah lebar juga, mengeluar darah,

di bekas dulu kau cium napsu dan garang;

lagi aku pun sangat lemah serta menyerah.


Hidup berlangsung antara buritan dan kemudi.

Pembatasan cuma tambah menyatukan kenang.

Dan tawa gila pada whisky tercermin tenang.


Dan kau? Apakah kerjamu sembahyang dan memuji,

Atau di antara mereka juga terdampar,

Burung mati pagi hari di sisi sangkar?


1946


Sumber: 

Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar, Koleksi Sajak 1942-1949, (Editor: Pamusuk Eneste), Cetakan Pertama Versi HC, Jakarta: Gramedia, 2011 (Halaman 70)

Verified: 

Direktori Karya Chairil Anwar di Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45, H.B. Jassin, Cetakan Pertama, Jakarta: Gunung Agung, 1985

9/

Chairil Anwar

PEMBERIAN TAHU


Bukan maksudku mau berbagi nasib,

nasib adalah kesunyian masing-masing.

Kupilih kau dari yang banyak, tapi

sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring.

Aku pernah ingin benar padamu,

Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali,


Kita berpeluk ciuman tidak jemu,

Rasa tak sanggup kau kulepaskan.

Jangan satukan hidupmu dengan hidupku,

Aku memang tidak bisa lama bersama

Ini juga kutulis di kapal, di laut tidak bernama!


1946


Sumber: 

Aku Ini Binatang Jalang, Chairil Anwar, Koleksi Sajak 1942-1949, (Editor: Pamusuk Eneste), Cetakan Pertama Versi HC, Jakarta: Gramedia, 2011 (Halaman 77)

Verified: 

Direktori Karya Chairil Anwar di Chairil Anwar: Pelopor Angkatan '45, H.B. Jassin, Cetakan Pertama, Jakarta: Gunung Agung, 1985

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact