Yoevita di Mata Para Sahabatnya - Riri Satria  - Jagat Sastra Milenia

JSM News

Yoevita di Mata Para Sahabatnya - Riri Satria 

Yoevita di Mata Para Sahabatnya - Riri Satria 

YOEVITA DI MATA PARA SAHABATNYA

Riri Satria 



Penyair Yoevita Soekotjo telah berpulang menghadap Sang Khalik di Jakarta tanggal 16 Februari 2021 dan meninggalkan banyak kenangan bagi yang mengenalnya. Sosok yang memiliki semangat dan daya juang tinggi, ramah, hangat, sangat peduli dengan sahabat. Begitulah kesan umum yang diperoleh dari berbagai komentar para sahabat di halaman Facebook ketika mendengar kabar bahwa Yoevita sudah berpulang menghadap Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.


Kami, komunitas Jagat Sastra Milenia membuat sebuah buku untuk mengenang almarhumah, dan mengundang semua sahabat yang mengenalnya untuk mengirimkan puisi atau catatan kenangan untuk buku tersebut. Inilah buku yang sedang Anda baca, yang kami beri judul “Perempuan Pengantin Puisi dan Opera Tujuh Purnama: Obituari Mengenang Yoevita Soekotjo”. Mengapa judul ini yang kami pilih? Jawabnya sederhana, karena dengan dua hal – “Pengantin Puisi” serta “Opera Tujuh Purnama” – sosok Yoevita dikenal, sesuai dengan judul buku puisinya yang pertama dan ekdua.


Sejak diumumkan pertama kali tanggal 23 Februari 2021 sampai dengan batas akhir pengiriman naskah tanggal 10 Maret 2021, panitia telah menerima sebanyak 159 puisi serta 52 catatan kenangan dari sahabat. Total tulisan yang masuk sebanyak 211 tulisan. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua sahabat yang sudah mengirimkan tulisannya, baik puisi maupun catatan kenangan. Namun masih ada beberapa tulisan yang masuk belakangan setelah batas waktu tersebut. Dengan berbagai peetimbangan, semuanya kami terima.


Ini sungguh suatu sambutan yang luar biasa. Apalagi di antara mereka yang mengirimkan puisi ataupun catatan kenangan terdapat nama-nama besar dalam dunia sastra Indonesia. Itulah sosok Yoevita, tokoh-tokoh seperti Jose Rizal Manua, Eka Budianta, Bambang Widiatmoko, Uki Bayu Sedjati, sampai dengan anak SMA yang tinggal di sebuah desa di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, mengirimkan puisi dan tulisan kenangannya. Begitulah, di samping para penulis senior, Yoevita juga banyak dikenal di kalangan penulis pemula, karena dia banyak memberikan masukan dan pemikiran kepada mereka. Bahkan Yoevita juga pernah menjadi instruktur teater dan puisi untuk anak-anak berkebutuhan khusus, suatu tugas yang penuh tantangan.


Yoevita, sosok unik ternyata dipanggil dengan berbagai cara oleh sahabatnya. Ada yang menanggil Mbakyu atau Mbak, ini tentu tidak salah, karena Yoevita memang berasal dari Jawa Timur. Namun ada juga yang menganggil Ito, karena memang cukup lama tinggal di Medan sehingga sangat berakulturasi dengan budaya di Medan. Lalu ada juga yang memanggil Teteh, karena cukup lama tinggal di Bandung dan mampu berbahasa Sunda dengan fasih. Sebenarnya Yoevita juga sangat dekat dengan bahasa Makasar karena suaminya berasal dari sana.


Kami juga mendapat dukungan penuh dari keluarga besar Yoevita. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Daeng Syahrir (suami Yoevita), Munira Gita Utami (anak tunggal), Ibu Helena Sukoco (ibu sambung Yoevita), serta adik-adik Yoevita, Mas Yoyok, Mas Widi, Mas Leo, Mas Moko, Mbak Tutiek, dan Mas Dio. Bahkan Gita, Mas Yoyok, Mas Widi, dan Mas Dio ikut mengirimkan tulisan untuk buku ini.


Kami menerima semua tulisan yang dikirimkan, tanpa memandang apakah dikirim oleh penulis yang sangat senior sekelas maestro, atau dikirim oleh seorang siswa SMA yang mengagumi Yoevita. Dengan alasan bahwa ini adalah buku obituari untuk mengenang Yoevita, maka kami berkeyakinan bahwa semua yang mengirimkan tulisan pasti memiliki ikatan emosional atau batin dengan sosok Yoevita, baik yang mengenal sudah lama, atau baru bertemu sekali dua kali, bahkan ada yang mengenal hanya melalui tulisan Yoevita di media sosial namun dianggap menginspirasi. Semua tulisan kami terima dan jika perlu dilakukan sedikit penyuntingan di sana sini, kami lakukan tanpa mengubah makna tulisan tersebut.


Saya - Riri Satria - selaku pengelola komunitas Jagat Sastra Milenia, mengucapkan terima kasih kepada tiga perempuan yang juga pengelola komunitas ini yang sudah mengumpulkan dan memverifikasi semua tulisan yang masuk, yaitu Nunung Noor El Niel, Emi Suy, Rissa Churria, serta dibantu oleh sahabat lainnya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Sofyan RH Zaid dari TareBooks yang sudah membuat buku ini diterbitkan dan kita baca bersama.


Kami mengucapkan terima kasih kepada semua kontributor atas kiriman puisi dan catatan kenangannya. Lebih dari 200 tulisan yang masuk ke panitia, dan dari semua tulisan tersebut, kami dapat menyimpulkan sosok Yoevita dalam lima karakter utama: (1) Bersahabat, ramah dan hangat, (2) Daya juang tinggi, tidak mudah menyerah, (3) Peduli dengan sesama, membantu walau juga dalam situasi sulit, (4) Tulisannya menginspirasi, serta (5) Kreatif dan memiliki imajinasi tinggi.


Jakarta, 13 April 2021

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact