Beberapa Tips Menumbuhkan Semangat Menulis - Emi Suy - Jagat Sastra Milenia

JSM News

Beberapa Tips Menumbuhkan Semangat Menulis - Emi Suy

Beberapa Tips Menumbuhkan Semangat Menulis - Emi Suy

Beberapa Tips Menumbuhkan Semangat Menulis

Bahan Sharing Session pada Acara Diskusi Stop Minder, Yuk Nulis, Diselenggarakan Komunitas Perempuan Puisi, di Bogor, 01/12/2019

Emi Suy



AKTIVITAS menulis, disadari atau tidak, dipahami atau bukan, entah itu diinginkan atau dihindari, bahkan kita pikirkan atau lupakan, pada dasarnya bergelayut dalam ke-hidupan sehari-hari. Sebagai makhluk yang berpikir, setiap kali kita menerima informasi, memproses, dan kemudian merekamnya dalam memori, kita sebenarnya sedang melakukan aktivitas menulis. Anggap saja kita sedang menulis di otak.

Hal apa pun yang kita pindai dengan panca indra pasti kita tulis di otak. Asupan informasi yang kita terima sehari-hari, diproses dan di-simpan dalam bentuk konsep di memori. Dan apabila semua proses itu dilakukan dengan benar, mengapa sampai masih ada mengeluhkan bahwa menulis itu susah? 

Secara logika sederhana, kita memindahkan dengan menuliskan (mengetik) kembali konsep-konsep yang disimpan di otak tadi. Melatih dan mengasah kemampuan tersebut atau membiarkannya hilang dan terkubur umur. Saya lebih memilih untuk terus melatih dan mengasah kemampuan tersebut. Buat saya, menulis bagaikan bercengkerama dengan otak sendiri. Proses yang diawali ranah input dan ouput adalah hal yang selalu saya lakukan. Sungguh hal sangat mengasyikkan. 

Banyak yang bertanya apakah menulis buku itu sulit? Jawabannya sederhana, yakni tergantung Anda. Mengapa tergantung? Artinya adalah tergantung bagaimana cara kita memandang aktivitas menulis. Ada pepatah kuno yang mengatakan "dunia ini tergantung apa yang ada di dalam pikiran kita". Jika kita berpikir dunia itu indah, maka dunia akan indah. Jika dunia itu kejam, maka dipastikan kita selalu mendapatkan malapetaka.

Begitu juga dengan menulis. Jika kita berpikir bahwa aktivitas menulis itu adalah aktivitas yang sulit, penuh beban, maka saya yakin Anda tidak akan bisa menulis. Ciptakan mindset dengan sugesti diri sendiri bahwa menulis itu mudah. Misal jika kita berpikir bahwa aktivitas menulis itu menyenangkan, maka saya yakin bahwa Anda akan pandai menulis. Tidak ada hari tanpa menulis. Bahkan tidak akan rela waktu berlalu tanpa menghasilkan karya. Memang pada dasarnya menulis itu bukan perkara sulit dan juga bukan perkara mudah. setidaknya ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk bisa menulis. 

Pengetahuan adalah kekuatan, maka dalam menulis kita sangat butuh pengetahuan. Memiliki pengetahuan yang tepat sama dengan memiliki kekuatan yang besar. Untuk mendapatkan pengetahuan, kuncinya adalah belajar dan membaca. Bila sering belajar dan sering membaca kita akan banyak wawasan dan pengetahuan. Untuk memperoleh pengetahuan mulailah dari sekarang rajin membaca. Mulai membaca buku, majalah, koran, atau apapun. Dengan membaca kita akan tahu apa yang bakal anda tulis kelak. Biasakan sisihkan penghasilan setiap bulannya untuk membeli buku atau apapun yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan. 

Dengan begitu akan membuat pengayaan bahan kepenulisan. Semakin sering menulis maka kita akan semakin lentur bahkan dengan sendirinya akan terbentuk gaya pengucapan atau menciptakan ciri khas warna tulisan kita. Ada pepatah mengatakan, semakin banyak membaca maka semakin kita merasa masih banyak hal yang belum kita ketahui. Singkatnya semakin banyak membaca kita semakin merasa bodoh, karena kita masih sedikit sekali pengetahuan kita. Bahwa untuk belajar pengetahuan itu unlimited time sampai kita menutup mata.

Writing is a pleasure. Kita harus menanamkan di dalam pikiran kita bahwa menulis adalah aktivitas yang menyenangkan. Menulis dengan senang hati, maka kita telah berada di jalur yang benar. Untuk menciptakan satu tulisan yang bagus dan bermutu kita harus banyak membaca kemudian menulis dengan senang dan bergembira anggap saja kita sedang menciptakan sugesti kebahagiaan. 

Kita harus menulis dengan ringan dan mengalir, tidak ada beban, tidak ada tekanan. Prof Ersis Arman Abbas pernah berkata, menulislah apa yang ada di pikiranmu, jangan memikirkan apa yang akan kamu tulis. Kalau kita masih memikirkan mau menulis apa? Ya tentu kita tak akan memulai tidak ada action, karena kita sibuk berpikir mau nulis apa. Namun jika kita menuangkan ide, gagasan, yang ada dalam benak pemikiran maka kita kan mengalir dengan sendirinya. Jangan pernah merasa beban berat untuk menulis. Memang setiap memulai sesuatu kita kerap merasa berat. Tapi jika sudah dimulai semuanya akan mengalir alami.

 

Mari keluar dari situasi perasaan ini, dengan menyadari dan memupuk percaya diri untuk menulis. Karena pada hakikatnya semua orang yang bisa membaca dia pasti bisa menulis. Jadi menulis bukan hanya milik kaum tertentu, misalkan khusus kaum atau golongan tertentu saja. Semua orang dengan perbedaan latar belakang dan profesi pasti bisa menulis asal ada kemauan.

Menulis adalah bagian dari sastra. Menulis adalah kemauan dan keberanian. Dan sastra adalah kemanusiaan yang berbicara dengan dirinya sendiri. Sebab menulis itu tentang bagaimana melukiskan kebebasan perasaan, kedigdayaan dan keberanian dalam proses berpikir.

Apa sebab sastra menjadikan orang berani? Karena kekuatan sastra membentuk pola dalam membangkitkan karakter/mental seseorang. Lebih lanjut, sastra juga memberikan ruang berekspresi yang tajam, mengajarkan manusia untuk lebih mengenal sebuah keberanian yang dibungkus dengan nilai-nilai etika dan estetika.

Dalam sejarah, Umar bin khatab dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai sastra. Kemahirannya bersyair tak mampu ditandingi oleh masyarakat Jazirah arab di pasar Ukaz kala itu.

"Ajarkanlah sastra pada anak-anak kalian. Sebab sastra akan mengubah yang pengecut menjadi pemberani." (Umar bin Khatab). Demikian pula dengan Ali bin Abi Thalib, juga seorang cendekia yang mencintai ilmu pengetahuan dan sastra. Kelebihannya bersastra tak diragukan. Bahkan beliau pernah berkhutbah tanpa menggunakan huruf alif. Padahal bangsa Arab sulit berbicara panjang tanpa menempatkan huruf alif didalam kalimatnya.

Dari mana datangnya ide untuk menulis? Traveling, blusukan, nonton film, dengar lagu, membaca buku. Menulis itu menjaring ide dari mana saja. Contohnya: memotret, menangkap momen, dari mana saja setiap kejadian, setiap orang yang kita jumpai, setiap perjalanan, setiap tempat yang kita lewati yang kita singgahi, dan sebagainya. Lalu kita harus memilih, membangun dan mengembangkan ide. Menulis itu "melakukan" perbuatan aktif beda halnya dengan menunggu itu hanya kegiatan atau kata kerja pasif.

Semoga bagi yang mempraktekkan akan segera terjangkit virus menulis.

 

Selamat berkarya, berekreasi, berkreatif, berkreasi.

 

Beli kalender, di pasar Kemis

Stop minder, yuk nulis 

Jalan-jalan ke Kediri, oleh-oleh beli ketan

Mari percaya diri, menghasilkan tulisan 

 

Mari mengenyahkan momok dalam otak kita yang membuat kita enggan, takut, minder, rasa tidak mampu, tidak percaya diri, untuk menulis. Dari sekian kesulitan untuk memulai menulis adalah karena kita tidak melakukan dengan segera. Menulis itu melakukan, dan jalan kemudahan bagi siapa pun untuk memulai menulis adalah kerjakan SEKARANG.

 

Desember 2019

 

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact