Puisi-puisi Veronika Ninik
PONDOK PENGANTIN
tulang kayu menjerit rapuh termakan abad
ubin retak membelah kenang
berkisah tentang ayunan kaki bersamamu
jam dinding menua dentangnya menggegap senyap
antara waktu dan malam gaib
menerobos gerimis
ketika peri malam telah mati
kumandang doa senyap
dan zikir lelap
kursi duduk raja tak bertuan
suara kokok ayam membangunkan
mimpi nyanyian abadi
dan kupu kupu mulai menari
tuan kemanakah jejak itu menghilang
sumur tua?
gudang usang?
di sana kau sematkan rindu
lumut lumut subur menyelimuti istanamu
kau telah merangkul bumi
ini hari ke tujuh
menyatu hingga darahmu
mengental hangat kembali.
pondok pengantin yang kau tinggal untuk siapa?
empat puluh tahun tanpa jeda
kakiku bergetar menatap
ayunan zaman bergerak sendirian
Januari 2021
HUJAN TAK BICARA LAGI
Sebasah rintik pada dahan
Sore yang lembab menggenggam kenang
Genting genting kering harap dahaga
Hadir semusim membasahi beranda
Parit mengeluh sesak tak bernapas
Hingga tumpah air membasahi setapak
Saat hujan tak bicara lagi
sambut semarak matahari
Lembah Ciliwung ,10,1,2020
TULANG RUSUK
lelaki itu...
memunguti jejak-jejak langkahnya
yang telah lama ia tinggalkan
diambilnya satu persatu sepanjang perjalanan
disimpan kembali pada arah
risau hatinya telah menyapa
betapa dulu ingin membuangnya
tetapi ternyata
jejak itu bagai bayang yang tak pernah padam di jiwanya
yang tak pernah berlari dari badannya
mengusik kembali waktu
bagai berjalan di atas titian batu
karena bayang itu sering menghujam dada
mencakar kulit tubuhnya
hingga luka
tak akan pernah dua
apa yang telah jadi satu
meski harus melewati jembatan seribu lara
sesungguhnya lelaki itu
telah "tertusuk tulang rusuknya sendiri"!
lembah Ciliwung 2020
Veronika Ninik Dwi Wahyuniati lahir Januari di Ngawi Jawa Timur. Profesi guru PNS. Buku antologi tunggalnya adalah Kidung Lembah Ciliwung dan Menembus Puncak Halimun. Buku antologi bersamanya, yaitu Puisi Guru, Tanka Indonesia, Aku Menujumu, Sebutir Garam di Secangkir Kopi, Rajawali di dermaga, Pendakian, Numera Malaysia. Kini tinggal di Jakarta, aktif menulis, melukis, dan menjadi sekretaris Jagat Sastra Milenia (JSM).